Diet Mediterania untuk Kesehatan Jantung
- amjtimes
- 7 Mei 2018
- 2 menit membaca
Diperbarui: 12 Mei 2018

Diet Mediterania merupakan percampuran berbagai budaya tradisional dari negara-negara yang berbatasan dengan Laut Mediterania. Manfaat diet ini untuk kesehatan, pertama kali dipublikasikan pada tahun 1975 oleh sepasang suami istri, Ancel Keys dan Margaret Keys. Pasangan ini pertama kali menyadari manfaat diet Mediterania saat melihat bahwa populasi miskin di kota kecil Italia Selatan lebih sehat daripada masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke atas di New York. Menurut hasil penelitian saat itu, populasi yang melakukan diet Mediterania memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk terkena penyakit jantung koroner karena kadar kolesterol jahat dalam darahnya yang lebih rendah.
Manfaat lain dari diet Mediterania adalah mencegah penyakit neurodegeneratif, seperti Alzheimer dan Parkinson, inflammatory bowel disease, kanker payudara, dan kanker kolorektal. Selain itu, dalam hal mencegah kanker, diet Mediterania juga sudah terbukti secara ilmiah karena kombinasi unsur antioksidan, serat, dan lemak tidak jenuh dalam menu dietnya.
Berdasarkan piramida makanan diet Mediterania, makanan yang dapat dikonsumsi setiap hari adalah berbagai sayur dan buah segar, minyak zaitun, serta sumber karbohidrat seperti roti, pasta, nasi, dan kentang. Makanan yang dapat dikonsumsi dalam jumlah dan frekuensi yang tidak terlalu banyak, misalnya satu kali dalam sehari atau beberapa hari sekali, adalah susu dan produk olahan susu seperti yoghurt dan keju. Makanan yang merupakan konsumsi mingguan adalah daging, ikan, dan telur. Daging tidak dapat digantikan dengan makanan lain karena merupakan sumber protein serta memiliki kandungan vitamin B kompleks, zat besi, dan zinc. Akan tetapi, lebih baik mengonsumsi daging putih dan ikan dibanding daging merah yang hanya boleh dimakan beberapa kali dalam sebulan. Selain itu, berbagai makanan yang mengandung gula dan pemanis juga merupakan makanan yang hanya boleh dimakan beberapa kali dalam sebulan. Pola makan seperti ini dapat mencegah berbagai penyakit karena tubuh kita memerlukan komposisi menu makanan yang sesuai dengan piramida makanan diet Mediterania.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa diet Mediterania saja tidak cukup untuk mencegah penyakit jantung. Diet Mediterania harus diimbangi dengan aktivitas fisik yang rutin. Pola makan yang salah memang berperan besar dalam menyebabkan penyakit jantung iskemik. Namun, penyakit jantung iskemik juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti aktivitas fisik yang kurang, kalori yang dikonsumsi lebih banyak dari energi yang dikeluarkan, diabetes, obesitas, stres, merokok, dan tingginya kadar trigliserida dalam tubuh. Oleh karena itu, untuk mencegah penyakit jantung, diperlukan pola makan seimbang dan gaya hidup yang sehat.
Oleh : Rebeka Milenia Magany
Sumber :
Altomare R, Cacciabaudo F, Damiano G, et al. The Mediterranean Diet: A History of Health. Iran J Public Health. 2013 Mei 1; 42(5): 449ā457.
Romagnolo D, Selmin O. Mediterranean Diet and Prevention of Chronic Diseases. Nutr Today. 2017 Sep; 52(5): 208ā222.
Daniele N, Noce A, Vidiri M, et al. Impact of Mediterranean diet on metabolic syndrome, cancer and longevity. Oncotarget. 2017 Jan 31; 8(5): 8947ā8979.
Trichopoulou A, Tong T, Forouhi N, et al. Definitions and potential health benefits of the Mediterranean diet: views from experts around the world. BMC Med. 2014; 12: 112.
Komentar