WASPADA! TERJADI WABAH LISTERIA AKIBAT ROCKMELON
- amjtimes
- 30 Apr 2018
- 3 menit membaca
Diperbarui: 12 Mei 2018
Rockmelon (Cantaloupe) dengan nama Latin Cucumis melo merupakan buah yang banyak digunakan sebagai minuman penyegar di kawasan Asia Tenggara. Rockmelon mudah ditemukan di pasar tradisional dan sering digunakan sebagai campuran minuman es yang bisa ditemukan di berbagai tempat keramaian, seperti pasar, sekolah, dan warung. Bahkan, rockmelon dijadikan minuman buah segar yang sering disajikan saat berbuka puasa di bulan Ramadhan. Akan tetapi, belakangan ini terdapat kabar mengejutkan yang datang dari Australia. Saat ini, sedang terjadi wabah infeksi bakteri Listeria akibat rockmelon, dan dilansir dari The Guardian, terdapat 19 orang yang terinfeksi dan terdapat enam korban meninggal dunia di Australia akibat wabah ini.
Kementerian Pertanian telah menutup impor buah rockmelon akibat kontaminasi bakteri Listeria monocytogenesyang menyebabkan wabah di Australia. Keputusan tersebut tertuang dalam SK Menteri Pertanian Nomor 207/Kpts/Kr.040/3/2018 dan mulai diberlakukan sejak 6 Maret 2018. Indonesia tidak akan menerima rockmelon yang berasal dari Australia, baik yang dilakukan secara langsung maupun dengan transit di negara lain.
Penyakit yang timbul akibat infeksi bakteri Listeria dikenal dengan nama listeriosis. Dr. Vicky Sheppeard, pimpinan bagian penyakit menular di New South Wales Health, mengatakan bahwa banyak orang yang terinfeksi dengan bakteri Listeria tidak menunjukkan gejala hingga 70 hari setelah paparan. Setiap tahun pasti terdapat orang yang jatuh sakit karena bakteri Listeria, akan tetapi tidak pernah berhubungan dengan wabah seperti yang terjadi sekarang ini. Khususnya pada wabah kali ini, penyebaran infeksi diperantarai oleh rockmelon. Memakan makanan yang mengandung bakteri Listeria tidak menyebabkan penyakit bagi sebagian besar orang. Tetapi, bagi kelompok berisiko tinggi, hal ini dapat menyebabkan penyakit yang berat hingga berakhir dengan kematian. Orang-orang yang berisiko tinggi, yaitu ibu hamil, bayi dalam kandungan, lansia, serta orang dengan sistem imun yang lemah. Sayangnya, sepertiga dari mereka yang terkena penyakit listeriosis berujung dengan kematian.
Listeria adalah jenis bakteri yang menginfeksi manusia dan binatang berdarah panas melalui makanan yang terkontaminasi. Bakteri Listeria dapat ditemukan di air yang kotor, air irigasi, tanah, dan pupuk. Selain itu, daging mentah, es krim, buah-buahan, sayur-sayuran, susu mentah, dan keju juga dapat mengandung bakteri Listeria. Infeksi dapat terjadi melalui kontak dengan binatang, hama, buah yang terkontaminasi, dan tangan yang tidak bersih. Ahli pertanian, Bayu Krisnamurthi, mengatakan bahwa tidak hanya buah melon yang menjadi sasaran terpapar bakteri Listeria. Kelompok buah melon, atau dikenal dengan famili cucurbitaceae juga rentan dengan serangan bakteri berbahaya itu. “Bukan hanya melon, famili dari buah itu juga rentan kena Listeria. Seperti timun, semangka, blewah juga bisa tercemar Listeria,” tutur Bayu. Infeksi juga dapat terjadi jika menggunakan alat masak yang terkontaminasi oleh Listeria monocytogenes.
Gejala listeriosis dapat muncul kapan saja antara 3-70 hari pasca terjadi infeksi bakteri Listeria. Gejala umumnya, yaitu demam, menggigil, nyeri otot, mual, dan terkadang diare. Jika infeksi menyebar ke sistem saraf pusat (SSP), gejala dapat mencakup sakit kepala, kaku pada leher, kebingungan, kehilangan keseimbangan, dan terkadang mengalami kejang. Infeksi bakteri Listeria di SSP dapat menyebabkan meningitis atau infeksi otak pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Pada wanita hamil yang terinfeksi, muncul gejala seperti flu ringan. Infeksi selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran, infeksi pada bayi yang baru lahir, atau bayi lahir mati. Gejala biasanya muncul pada bayi baru lahir di minggu pertama kehidupan. Gejala pada bayi baru lahir sering tidak terlihat, namun dapat berupa tanda seperti lekas marah, demam, dan tidak mau makan.
Jika Anda terkena demam, nyeri otot, mual, atau diare setelah memakan makanan yang dapat terkontaminasi, seperti makanan yang terbuat dari susu yang dipasteurisasi, sosis, atau makanan yang tidak dihangatkan, Anda perlu menghubungi dokter! Metode pengobatan dengan antibiotik merupakan metode tercepat dan paling efektif. Pasien biasanya dirawat di rumah sakit dan antibiotik disuntikkan secara langsung ke dalam aliran darah. Pengobatan dengan antibiotik biasanya berlangsung selama 2 minggu. Pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah mungkin memerlukan perawatan yang lebih lama karena kekambuhan yang sering terjadi.
Cara menghindari infeksi bakteri Listeria, yaitu:
Tidak membeli buah dan sayur yang rusak.
Hindari makanan kadaluarsa.
Makan makanan yang matang.
Panaskan kembali makanan sampai berasap.
Bilas bahan mentah, seperti buah-buahan dan sayuran, dengan air mengalir sebelum dipotong, dimasak, atau dimakan. Bahkan jika sudah dikupas, tetap harus dicuci terlebih dahulu.
Menggosok produk hasil pertanian, seperti melon dan mentimun, dengan menggunakan sikat bersih sebelum disimpan dan keringkan produk dengan kain bersih atau kertas.
Cuci peralatan masak yang telah digunakan untuk produk hewani sebelum digunakan untuk produk makanan lainnya.
Cuci tangan menggunakan sabun sebelum mengolah makanan dan saat akan makan.
Kepala Badan Karantina Pertanian, Ir. Banun Harpini, M.Sc., menganjurkan masyarakat untuk menghindari kontak langsung atau mengonsumsi rockmelon Australia untuk saat ini. Kewaspadaan juga diperlukan ketika hendak mengonsumsi buah-buahan yang letaknya berdekatan dengan rockmelon Australia karena bisa terjadi risiko penularan.
Menurut Dokter Subuh dari Departemen Kesehatan, pencegahan secara total mungkin tidak dapat dilakukan, namun makanan yang dimasak, dipanaskan, dan disimpan dengan benar umumnya aman dikonsumsi karena bakteri ini akan mati pada suhu 750 derajat Celcius.
Oleh: Vania Alodia Tambunan
Komentar